Sabtu, 07 Juli 2012

"Legenda" Lika-liku Perjalanan Pos Ketan Legenda

   "Pos Ketan Legenda" Mulai menuliskan permulaan kisahnya pada tahun 1967. Kala itu Mak Siami yang memiliki 6 orang anak merasakan betul betapa beratnya menyekolahkan anak - anaknya. Apalagi kala itu Bapak Achwan (Alm.), Suami dari Mak Siami yang berprofesi menjadi supir BNK jarang menyisakan uang karena sepinya penumpang. Maka dari itu, Mak siami yang sangat berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya mengawali usaha berjualan ketan. Pagi - pagi sekali (Sekitar jam 01:00), Mak Siami sudah berangkat untuk berjualan bersama seorang anaknya yang bernama Achmito menuju depan Toko Sidodadi (Sekarang Batu Plaza). Pada waktu itu, seorang tentara yang kebetulan lewat merasa curiga, mengapa ada seorang wanita bersama seorang anaknya berani berjualan kala hari masih gelap. Kemudian, didorong rasa penasarannya tentara itu menghampiri Mak Siami dan membeli sepiring  ketan yang saat itu harganya masih 7 rupiah per piring. Jadi, bisa dibilang tentara tersebutlah pembeli sekaligus pelanggan pertama Pos Ketan Legenda.


Mak Siami, Pendiri Pos Ketan

   Perlahan - lahan, 'Ketan Mak Siami' ini semakin dikenal karena lokasi berjualannya cukup strategis, yakni ditempat mangkalnya sopir - sopir terminal. Pada waktu itu, bahkan Mak Siami mampu menjual hingga 50 kg ketan dalam sehari. Pada tahun 1990, lokasi berjualan pindah di depan Kantor Pos (Sekarang area parkir Masjid Agung An-Nuur), dan pada waktu itu harga sepiring Ketan telah mencapai 350 rupiah per piring.

Lokasi berjualan di Jalan Munif dulu.

   Beberapa tahun kemudian, lokasi berjualan pindah menuju kawasan yang dikenal dengan nama "Pasar Senggol". Pada saat itu, Mak Siami sudah tidak lagi memakai pikulan untuk menjual dagangannya, beliau bersama anak - anaknya mendirikan sebuah warung tenda di Jalan Munif. Anak - anak beliau pun tetap bergantian berjualan sesuai waktu yang telah disepakati. Pada saat itu, Mak Siami berjalan mulai dari dibukanya warung pada saat sore hari hingga maghrib, kemudaian dilanjutkan oleh seorang anaknya yang bernama Purnomo SE yang berjualan hingga Larut malam, dan kemudian dilanjutkan oleh Pak Sugeng yang berjualan hingga pagi. Dari situlah Pos Ketan Legenda mulai dikenal tidak hanya masyarakat Kota Batu, namun juga dkenal oleh wisatawan-wisatawan luar kota. Karena daya tariknya itulah Pos Ketan pada waktu itu sempat memperoleh Penghargaan Pariwisata yang diberikan oleh Walikota Batu Bapak Eddy Rumpoko (foto piagam menyusul).

Lokasi berjualan sekarang di Jl Kartini. Tetap diserbu pembeli.

   Namun, kebijakan Pemkot Batu tahun lalu tentang relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar alun - alun dan di sepanjang Jalan Sudiro-Munif membuat Pos Ketan harus menemukan sebuah tempat strategis untuk bisa meneruskan usaha berjualan ketan. Sehingga, dipilihlah sebuah warung kecil di jalan Kartini yang dijalankan oleh Pak Sugeng sekeluarga. Namun, karena tempat yang kecil dan tidak bisa menampung ledakan pembeli membuat "Pos Ketan Legenda" melebarkan sayapnya dengan menempatkan cabangnya di Jalan Sudiro yang dikelola oleh Bapak Purnomo Sekeluarga. Satu hal yang membanggakan tentang Pos Ketan ini adalah tentang perjalanannya yang kian hari bisa dikatakan kian membaik, hal ini dapat dibuktikan dengan dikenalnya Pos Ketan Legenda mulai dari kalangan rakyat biasa, pejabat, dan bahkan para artis - artis terkenal. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu pun senantiasa menyempatkan waktu mereka untuk mampir dan membeli beberapa piring (atau bungkus) ketan. Jadi, jika para pembaca kebetulan menikmati sejuknya Kota Wisata Batu, kurang afdhol rasanya jika tidak mampir sebentar untuk membeli beberapa porsi ketan dan minuman hangat yang sangat mantap dinikmati di tengah udara Kota Batu yang dingin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar